Minggu, 26 Juni 2016

Kereta Dinas

Sebentar lagi akan ada kereta baru untuk pejabat penting negara ini. Kereta ini ada 2 buah yang terdiri dari kereta utama dan kereta makan.
Fasilitas kereta utama ada tempat untuk rapat dan ruang istirahat. Sedang di kereta makan ada fasilitas untuk karaoke.
Interior kereta ini berhias motif Sumatera Utara dan Kalimantan. Berhubung yang akan naik adalah pejabat penting negeri ini, maka kereta ini dilengkapi fasilitas keamanan yang cukup tinggi.
Berikut beberapa foto saat kereta ini masih dikerjakan di pabriknya di Madiun.
Foto 1. adalah foto tampak luar dari samping
Foto 2. adalah foto tampat belakang, yang mempuyai kaca sehingga penumpangnya bisa menikmati pemandangan selama perjalanan
Foto 3. adalah foto salah satu interiornya

Kereta ini tidak mempunyai penggerak sendiri, sehingga untuk jalan perlu ditarik oleh lokomotif
Berikut adalah foto-foto saat akan dilakukan tes jalan. Foto-foto ini adalah hak cipta dari mas Dedie dan mas Supriyono PT Inka Madiun
Ruang pertemuan
di mana pemimpin rapat duduk di ujung tengah dengan latar belakang ukiran motif kalimantan.
R dapur/mini bar

R Karaoke / R makan
Di sini disediakan TV LCD lengkap dengan sound system untuk berkaraoke sambil bersantai.
Kamar Tidur
Di dalam kamar tidur ini juga disediakan kursi pijat seperti di mall-mall. Diharapkan petinggi negri ini bisa tidur nyenyak sehabis dipijat.
Kamar Mandi
Kamar mandinya memakai shower dengan WC yang ramah lingkungan, karena memakai sistem penampungan, tidak langsung dibuang seperti kereta yang ada.
Tampak Belakang
Ini adalah tampak belakang, yang disediakan kaca lebar agar petinggi negri ini bisa melihat bagaimana kehidupan rakyatnya yang di pinggir rel. Semua kaca kereta ini dibuat tahan peluru.
Berikut adalah foto Kereta Kedinasan tahap 2 yang sedang test run
JALAN-JALAN DENGAN MADIUN JAYA
Hari Sabtu aku berencana mencoba KRDI yang baru jurusan Madiun-Solo, yaitu Madiun Jaya. Jam 4.30 anak-anakku aku bangunkan untuk mandi dan sholat subuh. Jam 05.00 aku bersama anakku berangkat menuju stasiun,  dan membeli tiket untuk ke Solo. Tiketnya per orang Rp. 12.000. Madiun Jaya sudah siap di spoor 3, terlihat penumpangnya sudah cukup banyak.
Tampak CS sedang membersihkan lantai, dan penjual makanan di kereta sibuk menata dagangannya.
Jam 05.30 Madiun Jaya diberangkatkan menuju Solo. Sebelum kereta berjalan, semua pintu menutup otomatis dikendalikan dari cabin masinis yang didahului suara bel. Konon katanya, kereta ini tidak bisa dijalankan apabila pintunya belum ditutup oleh masinis. Nyaman juga kereta ini, banyak anak-anak yang naik kereta ini. Semua menikmati perjalanan ini.
Jam 5.40 tiba di stasiun Barat, berhenti untuk menaikkan penumpang, menunggu persilangan dengan Gajahyana yang kesiangan.
Jam 5.55 tiba di Geneng, bersilangan dengan Brantas.  Di Paron dan Walikukun berhenti untuk menaikkan penumpang.
Perjalanan cukup nyaman, Masinisnya guyon terus dengan asistennya.
Jam 6.50 tiba di Sragen. Suasanya cukup ramai, dan mendapat tambahan penumpang yang lumayan. Berhenti 3 menit, keretapun diberangkatkan kembali.
Antara Sragen sampai Jebres kereta dipacu dengan kecepatan tinggi, karena sudah tidak berhenti untuk menaikkan penumpang. Jam 7.15 sampai juga di Solo Jebres.
Sempat menyaksikan kedatangan kahuripan pada jam 7.20.  Kereta tetap belum diberangkatkan. Jam 7.45 Kahuripan diberangkatkan menuju Kediri, Madiun Jaya tetap tidak berangkat. Aku sudah mulai bertanya-tanya, apa mungkin hanya sampai jebres kemudian pulang kembali ke Madiun?. Jam 8.00 Madiun Jaya diberangkatkan dengan pengumuman semua jendela harus ditutup, gorden ditutup, dan kereta dikawal beberapa polisi. Katanya akan ada penyerangan. Berdebar-debar juga rasanya, dan terus berdoa. Rupanya kemarin terjadi peristiwa pengerusakan oleh bonek di Solo, dan sekarang wong solo balas dendam pada kereta dari Jawa Timur. Alhamdulillah jam 8.05 sampai juga di Solo Balapan dalam keadaan aman. Berarti menunggu lama tadi adalah menunggu wong solo yang marah untuk pulang kembali.
Sampai di Solo anakku yang kecil minta ke Jogya, karena belum pernah ke Jogya.wah bingung juga aku, karena aku tidak siap uang banyak. Aku lihat dulu isi dompetku cukup apa tidak untuk beli tiket sancaka. Aku bilang ke anakku, uangku hanya cukup untuk beli tiket pulang, nanti dilarang minta apa-apa, karena memang direncanakan hanya sampai Solo terus pulang lagi naik Madiun Jaya. Anakku yang besar geger minta sarapan, karena sejak berangkat belum kemasukan apa-apa. Akhirnya aku beli tiket pramex dulu sebelum sarapan. Per orang Rp. 8.000 sampai Jogya. Ternyata masih tiket diskon, padahal di loketnya ada tulisan tiket ke Jogya Rp. 10.000.
Setelah sarapan soto 5 ribuan di depan stasiun, aku menunggu datangnya pramex, yang nunggu cukup banyak juga.Kereta datang langsung diserbu agar dapat kebagian kursi. Alhamdulillah aku dan anakku dapat tempat duduk.Suasananya cukup nyaman dan bersih. Lebih enak ini dari pada naik KRL di Jakarta. Pramex ini adalah bekas KRL BN yang rusak kemudian diperbaiki dan dikasih disel pembangkit untuk menghasilkan listrik dan memasok motor-motornya. Namanya adalah KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) (kok tahu? karena di dalamnya ada tulisannya)
Akhirnya sampai juga di Jogya.
Aku ajak anak-anakku jalan kaki ke Malioboro.  Walaupun siang hari, Malioboro masih ramai oleh pedagang pakaian. Datang abang becak menawari jalan-jalan pakai becaknya. Dia menawari berbagai alternatif rekreasi di Jogya, aku memilih ke Taman Pintar yang letaknya masih dekat dengan Malioboro.
Tiket masuk ke gedung Oval Rp. 15.000 yang isinya percobaan-percobaan fisika dan kimia. Ada simulasi gempa, tsunami, dan peredaran planet di tatasurya. Ada riwayat ilmuwan-ilmuwan terkenal jaman dulu, dan masih banyak lagi. Lumayanlah buat menambah dan me-refresh ilmuku.
Yang terakhir masuk ke sinema 3D yang membayar kembali Rp.15.000 perorang. Filemnya bercerita tentang dunia bawah air, tapi filem animasi. Lumayan bagus, anak-anakku seneng karena seolah-olah bisa memegang ikan-ikannya.
Setelah puas, aku ajak anakku makan siang dan pulang kembali ke stasiun. Perjalannan pulang memakai becak, mampir dulu ke kraton yang karcis masuknya Rp.3000, ya cuma melihat-lihat pendopo dan foto-foto raja-raja Jawa.  Akhirnya sampai juga di stasiun Tugu. Foto sejenak bersama Mr. Obama yang sedang naik becak, dan menunggu Sancaka sore yang berangkatnya pukul 16.00.
Pukul 15.30, sancaka sudah disiapkan di spoor 5, dan aku juga melihat aktifitas CC204 13 mondar-mandir melangsing kereta untuk dimasukkan ke tempat istirahatnya. Aku naik kelas bisnis, walaupun kelihatan sudah tua, tapi cukup bersih.  Lavatory-nya tersedia air yang cukup banyak dan beraroma karbol.
Jam 16.00 tepat Sancaka diberangkatkan dari stasiun Tugu menuju Surabaya Gubeng dengan ditarik CC204 17. Karena loknya masih baru, kenceng juga larinya. Akhirnya sampai juga di rumah dengan tepat waktu, walau sebelumnya sempat ditahan cukup lama di stasiun Geneng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar